Kamis, 23 Juni 2016

Suku Batak

Adat Batak History...

Suku Batak adalah salah satu dari ratusan suku yang terdapat di Indonesia. Suku Batak terdapat di wilayah Sumatera Utara. Menurut legenda yang dipercayai sebahagian masyarakat Batak, bahwa Suku Batak berasal dari Pusuk Buhit daerah Sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran Danau Toba.

Kalau versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa siRaja Batak dan rombongannya berasal dari Thailand yang menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula mula dan menetap disana.

Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi yang bertahun 1208 dan dibaca oleh Prof. Nilakantisari seorang Guru Besar ahli Kepurbakalaan yang berasal dari Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus. Pasukan dari kerajaan Cola kemunggkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang Tamil yang bermukim di Barus pada masa itu. Tamil adalah nama salah satu suku yang terdapat di India.


Sub Suku Batak
Ada beberapa sub suku dan ratusan marga yang terdapat pada suku Batak. Suku batak sendiri memiliki sub suku antara lain:

1. Karo
2. Mandailing
3. Simalungun
4. Toba
5. Pakpak
6. Angkola dan
7. Batak Pesisir

Walaupun masih menjadi kontroversi dari sebahagian orang dari suku-suku Sub Suku Batak diatas tidak mau disebut Suku Batak tapi sebahagian lagi dari Sub Suku itu ada yang setuju disebut suku Batak dan juga pemerintah pada sensus penduduk tahun 2000 mengklasifikasikan sub suku diatas masuk dalan satu suku yaitu suku Batak.

Lebih lanjut mengenai Sub Suku Batak di atas, nanti akan kita bahas.

Demikianlah paparan kami mengenai "Cerita Singkat Sejarah Asal Muasal Suku Batak". Semoga bermanfaat, Horas, Tuhan Memberkati.



TIGA DINASTI KERAJAAN DI TANAH BATAK

Menelusuri dan Mengungkap Sejarah Asal Mula Batak (Bagian I)

Seni Ukir Batak (Jenggar, Foto 2006)
Peradaban Batak di Sumatera bermula sejak hampir + 3.000 tahun yang lalu, tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses perjalanan sejarah panjang sebagai ras suku Proto Melayu (Melayu Tua) yang mempunyai religi, adat istiadat, tradisi, ilmu pengetahuan dan filosofi yang tinggi.  Suku Batak ini mempunyai ciri khas kebudayaan tersendiri pada tradisi, adat, seni bangunan rumah, ukir-ukiran, musik, bahasa, aksara, penanggalan dan pengetahuan perbintangan.

Sepanjang sejarah Suku Batak Kuno (Toba Tua) di Sumatera, pernah terdapat tiga dinasti kerajaan yang menyatukan berbagai kelompok suku yang mempunyai keterkaitan dengan beberapa suku dari India Selatan,  pedalaman Myanmar (Burma)  – Thailand dan Tibet, yang sebelumnya telah mendiami kepulauan dan Pulau Sumatera sejak abad sebelum masehi (+ 1.500 SM).  Pemimpin di antara pemimpin (Primus Interpares) suku membentuk dinasti yang menaungi kelompok klan, kerajaan-kerajaan suku di Tanah Batak (sampai dengan Aceh) dan selanjutnya Raja-raja Marga-marga dan Wilayah Huta, yaitu:
1.  Dinasti Sori Mangaraja
Dinasti ini dipimpin oleh raja turun temurun yang bergelar Sori Mangaraja (Sori Mangaraja diadaptasi dari gelar Sri Maharaj).  Sori Mangaraja I didampingi penasihat kerajaaan, Batara Guru, tokoh dari India Selatan.  Dinasti ini berdiri selama + 300-500 tahun, sejak abad ke-7 M (atau abad ke-9 M?) sampai dengan awal abad ke-12 M.
Ibukota kerajaan di Lobu Tua, Barus dan Pansur sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan dunia.  Selama berdiri, Dinasti ini membangun peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan maju. Dinasti berakhir akibat peperangan yang dahsyat antara Kerajaan Chola, India dengan Sriwijaya di wilayahnya.
2.  Dinasti Hatorusan
Dinasti berdiri selama hampir 300 tahun sejak awal abad ke-13 M sampai dengan awal abad ke-16 M dipimpin oleh raja turun-temurun yang bergelar Raja Hatorusan I-VII. Raja Pertama, Uti Mutiaraja, berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan, Pusuk Buhit. Dinasti ini berupaya menata kembali dan meneruskan tradisi kerajaan dan kejayaan Dinasti Sori Mangaraja.  Ibukota Kerajaan di Barus dan kemudian bergeser ke pedalaman di perbatasan wilayah Aceh. Kamper dan kemenyaan tetap sebagai sumber penghasilan kerajaan yang diperdagangkan di pelabuhan Pansur, Barus.  Dinasti ini menyerahkan tampuk kuasa kerajaan ke Dinasti Sisingamangaraja dari Negeri Bakara.
3.  Dinasti Sisingamangaraja
Dinasti ini berdiri selama + 400 tahun,  sejak tahun 1500-an sampai dengan 1907. Pusat pemerintahan di Negeri Bakara, di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I – XII.   Kerajaan ini bersama rakyatnya menghadapi peperangan selama 30 tahun dengan Belanda yang berusaha menaklukkan Tanah Batak.   Dinasti berakhir dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, Ompu Patuan Bosar  Sinambela (Ompu Pulo Batu) sebagai Sisingamangaraja terakhir, pada pertempuran heroik di Si Onom Hudon tahun 1907.

Batak

Batak

Translate